Stupid Nostalgia

Emang suatu kewajiban saat sedang bongkar-bongkar isi kamar menemukan sesuatu yang mengingatkan masa-masa lalu tah itu suram ataupun apalaah. Hal itu yang paling membahagiakan saat ngubrak-abrik isi kamar. Hal itu juga yang ngebuat banyak waktu yang terbuang lumayan sia-sia. He he he

Mupung masi semi-liburan, liburan enggak dan kuliahpun juga enggak, aku mulai menata ulang kamar. Dan nemuin kotak hitam dilaci bawah lemari. Dan sayangnya emang kotak hitam itu sengaja aku isi dengan barang-barang aku untuk mengenang sikik-sikik. Didalamnya ada foto-foto, partitur lagu BCK, undangan reunian SD, stiker-stiker, tiket konser AdaBand, kartu pustaka SMP, plaster-plaster lucu, hansaplast lucu, name-tag, pena, bros-bros unik, orji(heh?), surat hasil tes IQ waktu SD, game catur mini, penggaris, kartu-kartu ucapan ulang tahun, frame, barang-barang unik ntah itu gantungan tas, kalung, gelang, ataupun hanya hiasan, sampai diary yang terdiri dari kertas-kertas yang udah usang pun ada (´̯ ̮`̯ ) Dan benda terakhir yang aku masukin kesana adalah secarik kertas yang berisi sedikit pesan dan nomor telepon. Jadi waktu itu lagi rapat pas ISO 1 di basecamp. Waktu mau jalan pulang, pembimbing partai nitipkan kertas itu ke aku. Kalau diingat-ingat lucu juga.

Hal yang membuat lama sebenarnya bukan memandangi barang-barang kecil itu, tapi tumpukan kertas yang terlipat dengan sangat tidak rapi hahahaha. Itulah sedikit dari beberapa tulisan ku. Entah sejak kelas berapa aku mulai menulis hal-hal yang sebenarnya konyol-ketika aku pikirkan saat ini-tapi berhasil menghiburku sesaat.

Dasar niken yang bodoh hahaha, bodohnya menulis hal-hal seperti ini. Tapi ada bagusnya juga aku menulis hal ini, tulisan ini membantu ku untuk mengingat hal-hal bodoh yang terjadi pada aku yang bodoh. hahahaha. Waktu aku berantam sama teman sekelas karena seorang bocah dan hal ini sampai terdengar oleh telinga guru-guru. Ampuuun pasti mama malu punya anak kayak aku hahahaha. Parahnya, sampai sekarang mama masih mengungkit masa-masa suram kelam sungguh kejam itu.

Hal lain yang aku tulis adalah sedikit masalah tapi sangat mengguncang aku waktu itu. Aku masih anak SD kelas… empat tah lima. Aku masih bisa tersenyum tipis sambil membacanya. Aku membayangkan betapa mirisnya aku waktu itu.. Judul bukunya aja udah sedikit sok dewasa. Ntah dimana aku mendapatkan kata-kata itu, tapi yang jelas nusuk sekali :’). Aku merasa sedikit beruntung atau berterimakasih pada Allah karena telah memberi aku cobaan sejak dulu, jadi niken yang kecil udah pernah merasakan masalah yang sangat berat dan sekarang aku udah terbiasa kok :), jadi kenapa niken yang sekarang mesti nyerah ngeliat cobaan yang ada sekarang?. Hehehe enggak ding, siapa bilang aku udah terbiasa :’) Aku cuma manusia sok tegar aja biar gak ada yang kepo. Aku cuma pengen gak ada yang tau kalau aku terpukul, aku sedih, aku nangis… Aku juga sempat tertawa waktu aku nulis gini, “Hari ini juga aku teringat pada waktu aku masih kecil, saat itu tanggal 20 Januari pas waktu aku ulang tahun…” Berarti saat itu aku merasa udah besar ya? hahahaha udah pandai bilang-bilang ‘pada waktu aku masih kecil’ hahahaha. Sok gede
Ya ampun niken kecil, besok-besok jangan gitu lagi yaa :):) malu nih kakak :’)

Jadi keinget lagi waktu pulang sekolah dulu masih SD, di bus sekolah. Tas aku jatuh dan isinya berceceran di lantai. Aku berusaha buat mengumpulkan semua yang kurasa milikku. Beberapa menit kemudian saat aku tah bengong tah ngapain, ada teman aku yang berteriak memanggil namaku dan mengatakan bahwa diary aku ditangannya. MAMPUS. Bodohnya aku gak ingat buku kematian itu udah ditas apa belum waktu  isi tas berceceran krikkk… krikk~
Mulai detik itu, hingga aku menginjakan tanah, akuuu di cmeeeeh huuuaaaaaaaaaaa :”(:”(:”(:”(

Diary si membawa petaka, itulah kesimpulannya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *