10 Tahun Mendatang

Akan seperti apa saya 10 tahun mendatang?

Saya pernah membaca buku cerita lucu, dimana seorang anak umur 10 tahun menuliskan surat untuk dirinya sendiri di umur 25 tahun. Dan isi suratnya itu seperti, “Hai umur 25, Apakah anjing mu masih hidup? Apakah jenis anjing favorit mu? Apa makanan favorit mu? Apakah ayah dan ibu masih hidup?” dan kemudian dilanjutkan dengan data diri. Hell-o. Mungkinkah 15 tahun mendatang kita jadi lupa siapa nama, apa warna mata kita, dan sebagainya -_-. Well bisa jadi sih, kalau kena Alzheimer.
Jujur aja sih, sempat kepikiran buat bikin yang begitu juga.
“Hai 30-tahun-niken, kenalkan saya 20-tahun-niken. Dimana kamu tinggal saat ini? Apakah pekerjaan mu saat ini? Berapa pendapatan mu? Berapa anak mu? Siapa orang yang beruntung yang menjadi suami mu itu? Apakah dia ganteng? Apa pekerjaannya? Apa dia dulu orang yang kamu kenal di umur 20 tahun? Apakah dia orang yang dari dulu diam-diam kamu cintai? Apa kabar teman sekolah mu? Apa kabar anak-anak meka G11 yang lain? Apa kabar mantan mu? wahahahahhaaha. Apa kabar dosen-dosen meka? Apa kabar bang Al Workshop? whahahahaha. Apa kabar bapak satpam yang ejekin kamu selalu jalan sendirian yang kamu sapa tiap pergi-pulang kampus? Apa kabar ibuk kost yang tiap malam sms-in, ‘niken udah dikos?’? Jadi lanjutin pendidikan sampai S2? Jadi bikin rumah idaman yang udah dipikirin sejak SMP?” Ih, sumpah beneran jadi pengen buat. Tulis di kertas, masukin ke botol kaca trus timbun di tanah.
Daan, mari mulai bermimpi…
10 tahun yang akan datang insyaAllah umur saya 30 tahun. Di tahun itu saya memiliki pekerjaan yang nyaman, dan juga memiliki sebuah butik yang isinya hasil desain saya sendiri, atau sebuah toko lukisan yang saya buat sendiri. Atau bisa jadi saya memliki toko meubel, dimana furniture-nya saya desain sendiri juga. Intinya saya berencana mempunyai sebuah usaha, yang isinya hasil karya saya, dan disaat saya berumur 30 tahun, usaha saya itu udah sangat menguntungkan dan sukses. Aamiin ya Allah. Meskipun saya bukan arsitek, atau anak desain, tapi saya suka di dunia itu. Bisa dikatakan, mimpi gak kesampaian. Hahahahaha.
Selain itu, di 10 tahun yang akan datang, banyak hal yang harus sudah saya lakukan. Namun itu terlalu pribadi dan terlalu banyak untuk dibicarakan wahahahaha.
Ya Allah, lancarkan lah segala urusan hamba-Mu. Aaamiin..

Motivation

Haaaaaaaaa, targetnya pertengahan maret udah siap proposal, tapi ini udah tanggal 9 April belom kelaarrrrrr. Siriusli, harusnya tu bisa cepat nyelesain nyaaaa. Masalahnya tu ya itu, aku ga tau masalahnya tu apa. I don’t even know what I don’t know. Ya sih, aduh. Bisa sebenernya, tapi ya aku akui aku yang malas ngerjainnya. See? daripada ngerjain proposal, aku malah ngeblog. Aku suka stres sendiri padahal itu proposal ga dikerjain. Stres liat yang lain udah pada banyak yang maju sidang, stres liat yang lain udah ngerjain alat dan sibuk di Workshop. Aduh niken, ayolah. Kadang aku mikir, yang bisa memotivasi aku tu cuma Mama. Tapi tiap balik ke rumah tu gak dimotivasi, malah dibikin stressssss. Lagi sibuk jadi silent reader di Twitter, Mama datang nanyain, “Uni wisuda tanggal berapa?”, “Uni ntar kebayanya mau warna apa?”, “Mama akhir tahun ni mau pergi kesini, bisa ikut lah uni tuh ya kan udah selesai kuliahnya”, “Uni…” so on and on.. Papa juga sama, “Uni udah pikirin mau kerja apa lanjutin kuliah?”, “Uni udah pikirin mau lanjutin kuliah dimana?”… ngok. Jadinya guling-guling sendiri.

Come on niken come on.

Actually, I have so many friends who motivate me all the time. Not only from my friends, but also from a ‘stranger’. Kalau ga salah itu akhir bulan febuari. Balik dari nonton futsal anak Meka, there was a white rose infront of my room’s door. With a message “Keep spirit for your final project”. Sweet? or no?
Beberapa hari kemudian, ada lagi yang begituan. Tapi kali ini ga ada pesannya. Aku yakin itu dari satu orang, karena sama-sama mawar putih dan ngasihnya dengan cara yang sama. But until now, I haven’t said thank you yet. Sooo, I’m gonna say Thank you for the white roses and the motivation.